The White Masai by Corinne Hofmann
Ya, ini adalah buku novel yang mengisahkan petualangan gila seorang wanita Eropa terbalut dalam romantisme cinta dan keeksotisan suku Masai di Kenya. Susah untuk dipercaya, tapi benar-benar terjadi.
Kisah mengagumkan ini ditulis sendiri oleh pelakunya, Corinne Hofman, seorang wanita Swiss berdarah campuran Jerman-Perancis. Lahir pada tanggal 4 Juni 1960, bersekolah di Kanton Glarus, kemudian membuka toko pakaian pengantin di kotanya.
Petualangannya dimulai ketika ia berlibur ke Kenya pada tahun 1986. Di sanalah ia berjumpa dengan seorang pria suku Masai. Ada pesona dan daya tarik teramat kuat ketika pertama kali Corinne melihatnya. Dan sejak itu pula, ia telah jatuh cinta.
Sungguh suatu perjalanan cinta yang tidak mudah. Mengingat bahwa Corinne yang dibesarkan sebagai seorang Eropa harus menjalani kehidupan sebagai istri dari seorang Masai yang mempunyai peradaban dan budaya yang jauh berbeda. Empat tahun, Corinne berusaha bertahan merasakan manis getir kehidupan perkawinannya bersama Lketinga, suaminya. Hingga akhirnya Corinne pergi meninggalkan tanah Kenya pulang kembali ke tempat kelahirannya Swiss dengan membawa anak semata wayangnya Napirai.
Cerita cinta yang tragis ini ternyata telah memikat banyak orang. Novel aslinya ditulis dalam bahasa Jerman dan sudah diterjemahkan ke dalam 33 bahasa. Corinne sendiri yang sebenarnya bukan seorang penulis, mendapatkan banyak pujian. Publishers Weekly mengatakan "Hofmann mengangkat kisahnya dengan kekayaan yang mengharukan... Sangat memuaskan bagi para penggemar kisah cinta dan petualangan". Sedangkan Daily Mail berucap "Cerita yang tak biasa ini... setiap halamannya benar-benar membuat penasaran". Independet memuji Corinne dengan pernyataan "Hofmann seorang penulis berbakat. Dia menggambarkan secara rinci konsekuensi-konsekuensi hasrat yang menggabungkan unsur percintaan di masa liburan dengan fantasi tentang seorang primitif berhati mulia. Memukau".
Nah, bagaimana dengan anda? Apakah anda ingin membacanya? Karena 4 juta orang lebih telah membaca kisah yang mengagumkan ini.
Petualangannya dimulai ketika ia berlibur ke Kenya pada tahun 1986. Di sanalah ia berjumpa dengan seorang pria suku Masai. Ada pesona dan daya tarik teramat kuat ketika pertama kali Corinne melihatnya. Dan sejak itu pula, ia telah jatuh cinta.
Sungguh suatu perjalanan cinta yang tidak mudah. Mengingat bahwa Corinne yang dibesarkan sebagai seorang Eropa harus menjalani kehidupan sebagai istri dari seorang Masai yang mempunyai peradaban dan budaya yang jauh berbeda. Empat tahun, Corinne berusaha bertahan merasakan manis getir kehidupan perkawinannya bersama Lketinga, suaminya. Hingga akhirnya Corinne pergi meninggalkan tanah Kenya pulang kembali ke tempat kelahirannya Swiss dengan membawa anak semata wayangnya Napirai.
Cerita cinta yang tragis ini ternyata telah memikat banyak orang. Novel aslinya ditulis dalam bahasa Jerman dan sudah diterjemahkan ke dalam 33 bahasa. Corinne sendiri yang sebenarnya bukan seorang penulis, mendapatkan banyak pujian. Publishers Weekly mengatakan "Hofmann mengangkat kisahnya dengan kekayaan yang mengharukan... Sangat memuaskan bagi para penggemar kisah cinta dan petualangan". Sedangkan Daily Mail berucap "Cerita yang tak biasa ini... setiap halamannya benar-benar membuat penasaran". Independet memuji Corinne dengan pernyataan "Hofmann seorang penulis berbakat. Dia menggambarkan secara rinci konsekuensi-konsekuensi hasrat yang menggabungkan unsur percintaan di masa liburan dengan fantasi tentang seorang primitif berhati mulia. Memukau".
Nah, bagaimana dengan anda? Apakah anda ingin membacanya? Karena 4 juta orang lebih telah membaca kisah yang mengagumkan ini.
RSS Feed